Saturday, August 09, 2008

I love my friends

Gue mulai merasakan kenyataan pahit, rasa sedih, sakit, dan perasaan buruk lainnya akan kehilangan seseorang yang pernah mengisi hari-hari gue. Waktu hari H mungkin gue nggak terlalu merasakan hal2 tersebut, karena emosi gue yang malah menenangkan gue (atau mungkin yang bikin gue mati rasa kali ya??)

Tapi hari ini cukup indah bagi gue...

Di saat gue kehilangan pasangan gue, ternyata gue menemukan treatment2 sebagai pasangan dari teman-teman sekitar gue.

1. Teman 1:
Mengajak gue makan malam. Nungguin gue ambil makan duluan dan segala macam lainnya untuk mengisi perut gue (ini lumayan lama krn gue suka ribet sendiri nyiapin makan ehhehe), terus kita balik naik ke ruangan kerja untuk makan bareng

2. Teman 2:
Tiba-tiba dia datang ke meja gue bawain segelas es teh manis, yang dimana gue sama sekali nggak minta dia (pas ambil makan sempet ketemu tapi nggak ada omongan juga)

3. Teman 2:
Dia bikin lagu yang sesuai dengan suasana hati gue sekaligus penyemangat, berjudul "I don't wanna cry again". Niceee...!

4. Teman 3:
Dia minta ditemenin pergi ke Circle K jalan kaki (karena ada di dekat kantor). Pas lagi nyebrang jalan, dia memegang tangan gue dan nuntun gue nyebrang.

Wow.... they are all such good friends. Thanks God for reliving all the love in my life through them. What an incredible day... Thank you for today. I love you guys!


posted at 7:40 AM - |


Tuesday, August 05, 2008

3 Years; the sweet and sour of us

It has been almost 3 years actually since I moved back to my hometown Jakarta. Lots of incredible things happened, lots of things I lost, lots of things I gained. There are simply too much to remember

My life had been forever switched to a very fast lane since the first moment I got to be with this guy. We had so many things going on for the 3 years together. Good, bad, better, best, worst everything. I was convinced that I was gonna marry this guy to spend the rest of my life with, but things have turned sour lately (uhm... could the past 1 year be considered lately?), and just an hour ago I had finally realized we must go separate ways.

I was no good for him
He was no good for me
Why should we keep it together? It'll be so very much like raising hell if we insist on being together.

He said he still loved me
He said he'd still give his heart and soul for me only
He was mad why I wouldn't give it another try
But I simply can't trust him anymore
I don't want him to earn my trust ever again anymore

I've had enough with lots of yelling, screaming, threatening, tears, sweet-words, hugs, kisses, and oh so many other things, the sweet and sour of us.

There are too many discrepancies I couldn't even afford to overcome


posted at 7:57 AM - |


Monday, December 25, 2006

Silly Love Movies and Songs

giling..
baru gue sadarin klo love movie.. or love song amat sangat meracuni pikirain in a very bad way...

those kind of movies and songs menyuguhkan percintaan yang amat sangat indaaaaaaahhh banget... tapi pada kenyataannya, bertolak belakang.. I mean, pada saat di nyatanya elo menemukan hal yang bertolak belakang, lo pasti akan berpikir, "Gue kira yang indah2 di film bisa terjadi beneran..."

Payah ahh....

The ultimate kind of love only happens in a movie... silly love movie

Gue akuin, gara2 film atau musik cinte2, bikin gue jadi terlalu berharap banyak pada cinta. Bahkan harapan yang gue terlalu besar bikin gue jatuh jungkir balik ketika gue nggak bisa dapetin seperti yang di film2 itu.

Pada saat gue mau naik mobil atau turun dari mobil, ketika pasangan gue tidak membukakan pintu, gue bakal refer back to the movie, "Hh.. I wish i was in that scene when he bla bla bla.."

Pada saat gue di restoran, ketika pasangan gue tidak menarik bangku pas gue mo duduk, "Hh... but that guy did that for her in that scene.. bla bla bla.."

Pada malam minggu, ketika pasangan gue dateng dengan tidak membawa setangkai bunga mawar dan sekotak coklat, "How come she got all those things in that movie!!"

Pada saat perayaan hari jadi, ketika pasangan gue tidak membawa gue jalan di jalan setapak yang dipenuhi bunga mawar, "Shit! And that guy prepared hard all those beautiful white roses petals all across bla bla bla...!"

Pada saat gue kesepian dan merindu, ketika pasangan gue tidak datang dengan untaian nada dan lirik bernyanyi di depan pagar rumah, "He serenades her with all romantic lines......"

Bener2 ngerusak pikiran banget deh itu film2 n lagu2.... Cuman ngasih harapan dan janji2 kosong... Cuman ngasih impian2 kosong doankkkkk.... Hhhhh.... Pada kenyataannya, ga semua yang indah2 di film itu bisa terjadi beneran di kehidupan nyata... Everything is over rated... exaggerated... hhhhh...

Jahat kalian semua para pembuat film dan lagu2 cinta.... Jangan terlalu berlebihan deh ah next time klo bikin cerita dan lirik.


posted at 7:01 AM - |


Sunday, November 05, 2006

what is it?

Gawd dem it!! I am so getting old... Hhhhh...

Why do I say so?

Cuz...
I just dont have the young spirit anymore... When I'm surrounded by teenagers, I feel all of my energy is sucked out by their antics, loudness, endebre endebre... Capekkkk... Am i really getting old? Or is it becuz I'm a type of person who enjoys quiet quality time?

Pagi, Malam, Saat sedang bersantai, Saat sedang sibuk, Saat sedang berpikir,...
adalah saat-saat di mana gue nggak suka diganggu orang lain. Gue langsung ngerasa amat sangat tidak nyaman kalau ada orang lain (bahkan ketika itu orang baru di pandangan mata gue, lsg mood gue anjlok)...

Am I an introvert?
or am I a loner?
or am I having a psychology trouble?

What I mostly love to do is to spend some quiet quality time with my boyfriend... Just hugging and talking. That's it. With no one else disturbing.

What is it..?? Is it my soul's hunger for his sole affection?


posted at 6:35 AM - |


Friday, August 11, 2006

Quote of The Day

"Klo bisa mah hati gue taro di dlm kotak anti api/peluru biar gak ada yg bisa nyakitin"
- Gue


posted at 5:18 PM - |


Saturday, August 05, 2006

PELITA

taken from: Sisie's Blog

Pada suatu malam, seorang buta berpamitan pulang dari rumah sahabatnya.
Sang sahabat membekalinya dengan sebuah lentera pelita.
Orang buta itu terbahak berkata: "Buat apa saya bawa pelita? Kan sama
saja buat saya! Saya bisa pulang kok."
Dengan lembut sahabatnya menjawab, "Ini agar orang lain bisa melihat
kamu, biar mereka tidak menabrakmu." Akhirnya orang buta itu setuju untuk
membawa pelita tersebut.
Tak berapa lama, dalam perjalanan, seorang pejalan menabrak si buta.
Dalam kagetnya, ia mengomel, "Hei, kamu kan punya mata! Beri jalan buat
orang buta dong!" Tanpa berbalas sapa, mereka pun saling berlalu.
***

Lebih lanjut, seorang pejalan lainnya menabrak si buta. Kali ini si buta
bertambah marah, "Apa kamu buta? Tidak bisa lihat ya? Aku bawa pelita ini
supaya kamu bisa lihat!" Pejalan itu menukas, "Kamu yang buta! Apa kamu
tidak lihat, pelitamu sudah padam!"
Si buta tertegun.... Menyadari situasi itu, penabraknya meminta maaf,
"Oh, maaf, sayalah yang 'buta', saya tidak melihat bahwa Anda adalah orang
buta." Si buta tersipu menjawab, "Tidak apa-apa, maafkan saya juga atas
kata-kata kasar saya." Dengan tulus, si penabrak membantu menyalakan kembali
pelita yang dibawa si buta. Mereka pun melanjutkan perjalanan masing-masing.
***

Dalam perjalanan selanjutnya, ada lagi pejalan yang menabrak orang buta
kita. Kali ini, si buta lebih berhati-hati, dia bertanya dengan santun,
"Maaf, apakah pelita saya padam?" Penabraknya menjawab, "Lho, saya justru
mau menanyakan hal yang sama."
Senyap sejenak... secara berbarengan mereka bertanya, "Apakah Anda orang
buta?" Secara serempak pun mereka menjawab, "Iya...," sembari meledak dalam
tawa. Mereka pun berupaya saling membantu menemukan kembali pelita mereka
yang berjatuhan sehabis bertabrakan.
***

Pada waktu itu juga, seseorang lewat. Dalam keremangan malam, nyaris
saja ia menubruk kedua orang yang sedang mencari-cari pelita tersebut. Ia
pun berlalu, tanpa mengetahui bahwa mereka adalah orang buta. Timbul pikiran
dalam benak orang ini, "Rasanya saya perlu membawa pelita juga, jadi saya
bisa melihat jalan dengan lebih baik, orang lain juga bisa ikut melihat
jalan mereka."
***

Pelita melambangkan terang kebijaksanaan. Membawa pelita berarti
menjalankan kebijaksanaan dalam hidup. Pelita, sama halnya dengan
kebijaksanaan, melindungi kita dan pihak lain dari berbagai aral rintangan
(tabrakan!).

Si buta pertama mewakili mereka yang terselubungi kegelapan batin,
keangkuhan, kebebalan, ego, dan kemarahan. Selalu menunjuk ke arah orang
lain, tidak sadar bahwa lebih banyak jarinya yang menunjuk ke arah dirinya
sendiri. Dalam perjalanan "pulang", ia belajar menjadi bijak melalui
peristiwa demi peristiwa yang dialaminya. Ia menjadi lebih rendah hati
karena menyadari kebutaannya dan dengan adanya belas kasih dari pihak lain.
Ia juga belajar menjadi pemaaf.

Penabrak pertama mewakili orang-orang pada umumnya, yang kurang
kesadaran, yang kurang peduli. Kadang, mereka memilih untuk "membuta"
walaupun mereka bisa melihat.
Penabrak kedua mewakili mereka yang seolah bertentangan dengan kita,
yang sebetulnya menunjukkan kekeliruan kita, sengaja atau tidak sengaja.
Mereka bisa menjadi guru-guru terbaik kita. Tak seorang pun yang mau jadi
buta, sudah selayaknya kita saling memaklumi dan saling membantu.
Orang buta kedua mewakili mereka yang sama-sama gelap batin dengan kita.
Betapa sulitnya menyalakan pelita kalau kita bahkan tidak bisa melihat
pelitanya. Orang buta sulit menuntun orang buta lainnya. Itulah pentingnya
untuk terus belajar agar kita menjadi makin melek, semakin bijaksana.
Orang terakhir yang lewat mewakili mereka yang cukup sadar akan
pentingnya memiliki pelita kebijaksanaan.

Sudahkah kita sulut pelita dalam diri kita masing-masing? Jika sudah,
apakah nyalanya masih terang, atau bahkan nyaris padam? JADILAH PELITA, bagi
diri kita sendiri dan sekitar kita. Sebuah pepatah berusia 25 abad mengatakan: Sejuta pelita dapat dinyalakan dari sebuah pelita, dan nyala pelita
pertama tidak akan meredup. Pelita kebijaksanaan pun, tak kan pernah habis
terbagi.

Berjuanglah, agar hari ini lebih baik dari hari kemarin.


posted at 12:56 PM - |


Friday, August 04, 2006

v a g u e

there are so many things i want to say
yet i couldn't just let it out
it's not that i dont know what to say
but im just afraid to speak out

do i have to stay forever like this?
you're slowly crushing me to the bone
can't you see that im slowly fading away
extinguished from your dream

God, is this the price i have to pay?
the price for taking my chosen path, not yours?
you gave me too little hints, it was all vague
i was too dumbheaded to realise what's best

there's not much im asking of you
just someone for me to hold on to
for the rest of my life...
just me and him... forever


posted at 1:31 AM - |


Thursday, August 03, 2006

surat terbuka

kepada yang tidak terhormat starone brengsek, kenapa network loe sangat2 buruk. udah 3 hari gue nggak bisa nelpon/sms dari rumah. bts lo kenapeeee monyongggg. bikin bete. ga tau apa loe gue lg ada urusan urgent bgt sama pemakai starone lainnya.

kepada Tuhan, berat banget rasanya semuanya. kenapa harus jadi begini semuanya. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa. kenapa.


posted at 12:30 AM - |


Sunday, July 16, 2006

Si Tolol

Alkisah ada seorang yang tolol banget. Tololnya nggak ketulungan. Setolol-tololnya makhluk nggak berotak, masih tololan si orang ini. Ngomong nggak dipikir dulu. Bertindak nggak dipikir dulu. Ceplas ceplos. Ciaatt! Ciaat! Nggak liat kanan kiri. Bener-bener tolol ini orang. Nggak mikirin perasaan semua orang yang di sekitarnya. Yang penting dapet apa yang dimau. Tolol dan egois banget. Setiap hari harus berurusan tarik-tarikan urat syaraf sama orang lain. Si tolol ini cara belajarnya bodoh banget, yaitu Jatuh dulu baru bangun. Padahal seharusnya dia bisa belajar untuk bersiaga sebelum kesandung. Tapi karena tolol, ya dia merasa harus ngalamin dulu baru bisa mengerti apa dan kenapanya. Bener-bener tolol ya.

nb. kasihan sekali anda para pembaca yang budiman harus menyimak blog kepunyaan si tolol ini...


posted at 3:12 AM - |


Friday, July 14, 2006

a d u l t

i hate being an adult
problems seem to be my best friends
they stay all around me
they turn me upside down, inside out
i wish i could turn back into a kid


posted at 1:13 AM - |


Sunday, July 09, 2006

everything is wrong

hard times
busy like hell
broke
screwed
i hate it when i cant voice out
mistreated in the name of love

my only curiosity now is
how does it feel hitting hard a wall with a car

consequences... consequences...
somewhat hard to swallow
have to walk all the way anyway

not so fun day today...
i dont know why
low threshold
unstable mood

had a sudden painful stomach cramp
almost blacked out
but forced to stay strong
to drive home safely

life's no fun
when you have no money
i kinda regretted for buying new handset
now im broke
in a couple of more days i'd be unable to quench my car's thirst

i dont have the heart to ask for my parents' subsidiary

what a complete mess...
everything sucks right now...


posted at 1:40 AM - |


Thursday, June 08, 2006

bt

bete. bete bgt.


posted at 3:34 PM - |


Tuesday, May 23, 2006

Hello, World!

Akhirnya, setelah sekian lama gue nggak ngeblog, malam ini gue baru ada kesempatan dan keinginan untuk nulis entry di blog. Kalo diitung2, udah 6 bulan gue nggak nyentuh ini blog. Alhasil, gue pun lupa username dan password buat login ke dashboard.

Kenapa gue baru nulis lagi malam ini? Entahlahh... udah jam 00.15 dan gue belon bisa tidur. Tadi jam 8 malem sih udah ngantuk banget gara2 kekenyangan abis ngewarteg. Tapi skrg malah nggak bisa tidur. Jadilah gue ber-blog-ria.

Anyway, here are some quick updates from me:

1. I'm employed. Sekarang gue kerja sbg Web Designer di perusahaan web solution yang bernama ZeroCelcius Web Studio. Udah mau selesai masa probation 3 bulan hihihihi. Wish me luck ya! Semoga daku bisa lanjut terus dan ilmunya semakin berkembang.

2. I'm in love. Well, klo soal cinta sih udah jadi bahan blog sehari2 pas akhir taun kemarin (as u can see deh from my previous posts). But now i can tell that i've never been this sure that I am falling madly in love with my Agus...

3. I'm an aunt. Welcome to this happy world, Rasha Akeyla Sudirno! Lahir tanggal 7 Mei 2006 pukul 06.55 di RSPI. Setelah 24 jam lebih ditungguin sama kakekneneknya, ayahnya, ibunya, tantenya, dan semuanya, akhirnya lahir juga Rasya lewat operasi caesar. Nakal sih muter2 dalam perut ibu, jadi nyangkut dagunya ga bisa keluar terpaksa dioperasi. Semoga jadi anak yang berbakti dan ga nakal. Congrat for K Epi n K Mety!

4. I'm busy like hell. *tutup muka* (pasti di'cuih'in ma bebi ngaku2 sok sibuk). But it's true. Project dari kantor banyak bgt. Lumayan, clientnya gede2, bakal mempercantik portfolio eke. Dan gue juga lagi sibuk persiapan ini itu buat bikin usaha bersama mai bebihh.... tunggu aja ya kabar lanjutannya!

5. I'm nearly broke. Tanggal tuaaaa! lama bgt yah gajian. Gak ngefek juga sih, baru brp hari gajian juga lsg abis lagi. Bingung deh eke kok boros bgt. One thing I learned was money sucks! Its power is way too great. Hate it so!!!!!


posted at 3:14 AM - |


Wednesday, December 21, 2005

m u m e d

lulus kuliah
menyandang gelar sarjana
dengan titel Bachelor of Multimedia
lagi siap2 untuk terjun bebas ke lingkungan kerja
nggak deng, lagi menyiapkan diri untuk terjun bebas ke kehidupan mencari pekerjaan
folio belum bikin
cv belum bikin
belum siap ngapa2in...
padahal lagi banyak lowongan kerja, cuman gak tau deh.
otak lagi mumed berat sama masalah2 lainnya.

tinggal 7 hari lagi sebelum meninggalkan Melbourne
kota yang selama 4 tahun terakhir ini jadi tempat buat hidup
it hit me several days ago how im going to miss the lifestyle i've been having for the past 4 years
jakarta... kota najis. paling najis sejagad raya.
madesu
macet
sumpek
panas
reseh

tapi...
ada seseorang yang menunggu di sana...
ada seseorang yang pengen gue temuin...
seseorang yang bikin gue pengen balik terus ke jakarta...

banyak orang yang nanya, "kenapa gak cari kerja aja di melbourne? mau lanjut S2?"
jawab saya, "pengen coba membangun bangsa dan negeri... jadi coba kerja di jkt aja"
pdhl dlm hati, "pengen sih lanjut kuliah ato cari kerja di melbourne. tapi, gak tahan sendirian... i need him.."

hmm... lagi2 kepentok masalah cinta...
tahik lah cinta....
makan tuh cinta!
yeah rite, like it's going to feed me full...

*hmm, mendadak pengen makan miso soup*

udah berbulan2 nggak beres2 juga..
nggak kelar2 juga...
kenapa yah??

apa guenya yang labil?
apa dianya yang labil?
apa the whole situation yang gak stabil??
entahlah pihak mana yang gak beres.

i'm wasting so many things now...
i guess i've taken the risk way too much

but right now, i just want to scream out...
I HATE STABILITY!!! IT BORES ME TO DEATH!
I HATE INSTABILITY!!! IT WORRIES THE SHIT OUT OF ME!!!
FEEL LIKE BANGING SOME HEADS AGAINST THE WALL!!!

harus ngapain yah gue... bingung.

pilih
TANTANGAN
atau
STABILITAS
?????????????

pilih
CHEMISTRY
atau
SECURITY
????????????

pilih
A P A ?


posted at 11:22 PM - |